OVJ Oh… OVJ!

  • KGP: Habis Manis, Stadion Pajajaran Dibuang?
  • Rumput Stadion Rusak Parah, tak Ada Kompensasi dari Promotor OVJ
 



Pajajaran - Setelah menghibur dan sempat menyedot perhatian warga Bogor dan sekitarnya, Sabtu (13/10) malam hanya dalam waktu sekejap, kini wayang Opera Van Java (OVJ) yang didalangi (‘Dalang Bingung’) Parto tak tahu menahu dengan kondisi Stadion Pajajaran. Mereka menyisakan masalah rusaknya lapangan kebanggaan warga Bogor itu, OVJ oh OVJ.
“Lha kalau begini caranya, saya turut prihatin sebagai warga Bogor. Terus terang, melihat kondisi lapangan yang rusak parah begini, saya amat tersentak. Lapangan ini sangat bersejarah, dan mestinya harus dipelihara dengan baik,” ungkap Ki Gendeng Pamungkas (KGP) ketika ditemui di Stadion Pajajaran, Minggu (14/10).
Ditemui di pintu masuk Stadion Pajajaran, sebelum helaan musik cadas alias hardcor atau underground yang Minggu (14/10) kembali menggema di halaman GOR Pajajaran, KGP menyatakan, hancurnya lapangan bola di Pajajaran itu membuktikan bahwa OVJ hanyalah hiburan sesaat yang sama sekali tak menyentuh nilai-nilai kearifan lokal, seperti menjaga kebersihan dan keutuhan peninggalan sejarah yang menjadi aset pemerintahan daerah.
“Jangankan mengajak warga Bogor untuk bareng-bareng memelihara aset kota, wujud kepedulian OVJ terhadap lingkungan agar tetap tertata jadi sama sekali nggak ada. Terus, apa perlunya para wayang OVJ gembar-gembor soal cinta dan kasih sayang terhadap lingkungan, jika urusan kebersihan lapangan saja tak sanggup mengatasinya. Jelas, terkesan cuma kejar tayang dan kejar profit semata. Itu bertentangan dengan sikap dan nilai kearifan lokal orang Sunda dan Jawa. Ibaratnya, habis manis sepah dibuang. Lha, ini Stadion Pajajaran kebanggan warga Bogor ditelantarkan begitu saja, setelah mereka gunakan untuk pentas. Mestinya, sedikit ada rasa peduli, dong,” tandas KGP.
Perhelatan OVJ Roadshow yang diselenggkarakan oleh salahsatu stasiun televisi swasta ternama, Sabtu (13/10) malam ternyata berimbas pada kerusakan rumput Stadion Pajajaran, yang merupakan markas dari klub Divisi I Liga Amatir, PSB Bogor. Meski perhelatan tersebut hanya dihelat sehari, namun efek yang ditimbulkan sangat mengkhawatirkan.
Pasalnya, dari pantauan wartawan koran ini, 60 persen rumput lapangan kebanggaan masyarakat Kota Bogor itu rusak total dan nyaris botak pada bagian tengah. Kondisi tersebut juga diperparah dengan hancurnya pagar stadion dan dua bench pemain yang berada di pinggir lapangan. Kerusakan tersebut diduga, karena warga tak kebagian tempat untuk menyaksikan dari dekat aksi kocak Sule dkk diatas panggung.
Tak hanya itu, pemandangan di dalam Stadion Pajajaran paska perhelatan OVJ itupun lebih terlihat, seperti tempat pembuangan akhir sampah di Galuga, Kabupaten Bogor. Tempat sisa makanan, botol air mineral hingga koran bekas berserakan di mana-mana. Meski, kondisi rumput dan fasilitas lapangan rusak, namun tidak ada pergantian dari promotor penyelenggara. Karena, dalam Memorandum of Understanding (MoU) antara Kantor Pemuda dan Olahraga (Kanpora) Kota Bogor dn panitia tidak tertuang biaya gantirugi lapangan itu.
Hal tersebut dibenarkan oleh Kepala Kanpora Kota Bogor, Taufik Qurakhman. “Dalam perjanjian antara kami dengan panitia memang tidak ada biaya gantirugi rumput stadion. Tetapi, promotor berjanji bakal membantu merenovasi apabila terjadi kerusakan dalam perhelatan tersebut,” ujarnya kepada Jurnal Bogor, kemarin.
Taufik berdalih bahwa sebelum penyelenggaraan OVJ, kondisi rumput di lapangan memang sudah rusak, sehingga tidak bisa menyalahkan pihak panitia. “Kan sebelum ada acara itu, rumput juga sudah rusak. Anda tahu sendiri. Lagipula saat penyelenggaraan acara, rumputnya ditutup oleh triplek biar tidak hancur,” ucapnya.
Bahkan, Taufik mengatakan, dengan adanya kerusakan tersebut harusnya menjadi momen yang tepat bagi Pemkot Bogor untuk segera merevitalisasi stadion tersebut. “Kondisi lapangan memang sudah rusak sejak awal. Lagipula, saya sudah mendapat izin Walikota untuk menggelar OVJ. Mudah-mudahan kerusakan segera diperbaiki Pemkot. Selain itu, kan perhelatan ini ditujuan untuk menghibur masyarakat, yang memang butuh hiburan,” jelasnya, lalu tersenyum.
Saat disinggung soal berapa nominal harga sewa yang harus dibayarkan promotor OVJ, Taufik enggan menyebutkannya. Namun, dari informasi yang dihimpun Jurnal Bogor, Pemkot Kota Bogor hanya mendapat bayaran Rp 35 juta untuk penyewaan stadion, dan itu sudah termasuk biaya kebersihan serta pemeliharaan.
Sejatinya, apabila merujuk pada Peraturan Daerah nomor 5 tahun 2012 tentang penyewaan sarana dan prasaran olahraga harus memberikan pemasukan bagi pendapatan asli daerah (PAD). Namun, hal ini justeru berbanding terbalik dengan kenyataan di lapangan. Sebab, mau tidak mau, Pemkot harus merogoh kocek APBD untuk memerbaiki kerusakan tersebut.
Menanggapi hal itu, Pelatih Tim sepakbola untuk Porda 2014, Andri Sudrajat menegaskan, dengan kerusakan yang ditimbulkan akibat OVJ, anak asuhnya dipastikan tidak dapat berlatih selama satu bulan di stadion. Sebagai gantinya, mereka bakal menggunakan lapangan luar GOR Pajajaran atau Mabes TNI AU di Halim Perdana Kusumah. “Ya, apa boleh buat, kami akan pindah latihan. Karena, perbaikan rumput stadion memakan waktu yang lama. Bahkan, bisa dua sampai tiga bulan, kalau jarang diberi pupuk,” tegasnya.
Di tempat terpisah, gelandang PSB, Yudi menuturkan bahwa kerusakan tersebut dapat menghambat latihan tim. Sebab, mengembalikan kondisi stadion, seperti sediakala membutuhkan proses yang lama. “Percuma direnovasi kalau dijadikan kepentingan dan keuntungan semata, bukan prestasi. Untuk mengembalikan seperti semula, itu butuh proses. Jadi, mau latihan di mana lagi kami? Semoga peristiwa ini tidak terulang kembali. Untuk para pengurus sepakbola agar lebih mementingkan nama daerah melalui olahraga,” ungkap pemain berusia 22 tahun itu.

Sumber: http://www.jurnalbogor.co.id/?p=227128